Mie Bendo atau mie lethek ini sebenernya pernah mati suri karena diterjang krisis tapi karena krisis pula akhirnya mencoba untuk bangkit sampai akhirnya sekarang ini. Disebut Lethek dalam bahasa Jawa yang berarti warnanya keruh mungkin dikarenakan pembuatannya alami tanpa bahan pengawet, pemutih atau zat aditif lainnya seperti anti koagulan dan zat pewarna. Bahan utamanya adalah singkong sebagian besarnya dicampur dengan gaplek yang juga berbahan dasar singkong berbeda dengan mie lainnya yang berbahan dasar tepung gandum atau bihun yang berbahan dasar tepung beras. Hmm ada mie yang berbahan dasar tepung jagung ga yah? mie lethek yang terkenal dari Bantul yang konon sangat baik kandungan gizinya sehingga baik untuk kesehatan.
Proses pembuatannya juga sederhana dan tidak mengandalkan mesin tapi memberdayakan sumber daya yang ada di sekitarnya. Para pekerjanya juga kebanyakan udah sepuh yang juga menjadi warga di sekitar sentra sekitar 20 orang. Singkong dan gaplek diperoleh dari warga sekitar untuk kemudian dicampur untuk dibuat adonan. Biasanya dalam skala besar dipakai mesin mixer raksasa berkekuatan ribuan rpm untuk mencampurnya tapi mie lethek ini memakai gilingan batu yang hampir 1 ton yang diputar dengan kekuatan rpm dari sapi bukan rotor hehehhe. Pembuatan sederhana ini dipercaya membuat rasa mie lethek yang berbeda dan lezat bahkan katanya see Orang nomer satu di Indonesia juga menyukainya sampe-sampe liat gambar partainya nongol juga di dalam rumah produksinya hehehe numpang iklan kalee……
Setelah diputer-puter dari pagi sampe siang adonan diambil kemudian diinjek-injek pake kaki.wuaaaa manual banget yak…tapi tenang…ternyata dikasih alas koq nginjeknya jadi hygienis prosesnya.Proses penginjekan ini juga dipercaya membuat rasa mie lethek semakin mantap. Berbeda sekali jika skala pabrik yang menggunakan alat press untuk pemadatan.Setelah padat karena diinjek tinggal dipotong-potong berbentuk segi empat untuk kemudian dimasukkan ke tungku sederhana berbahan bakar kayu. Wah bener-bener sampe tahap ini pun ngga ada yang pake listrik, coba aja kalow di skala besar pasti dah memakai tungku (furnace) atau oven besar dengan panas yang tinggi dari gas atau listrik yang pastinya mahal juga dapetin energi pemanasannya.
Setelah dipanaskan beberapa jam tugas si sapi lagi buat aduk-aduk lagi biar adonannya semakin kalis baru kemudian dimasukkan ke mesin pembuat mie-nya dan sekali lagee nee mesinnya manual pake operator ngga otomatisasi pake kontroler. Mie yang udah jadi kemudian dilipat-lipat kemudian diletakkan diatas tampah untuk kemudian dijemur secara manual juga dengan bantuan sinar matahari, kebetulan juga nee dah musim kemarau pasti sangat membantu untuk proses pengeringannya. Dengan jumlah produksi 2 ton per harinya sangat menghemat sekali untuk proses drying .
Mie Lethek atau mie bendo ini diberi merk Garuda, mempunyai daya jual karena rasanya yang berbeda dan teksturnya yang lembut, bebas bahan kimia sehingga sehat,proses pembuatan yang hygienis serta bersertifikat halal dari MUI. Harganya cukup murah , 8000 rupiah per kilonya. Kandungan gizi mie lethek ini pun juga tak kalah kerennya, karena memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga sesuai untuk diet karbo,penderita diabetes maupun pecinta kuliner sehat. Selamat mencoba berkreasi dengan mie lethek Bantul